Dengan jujur coba kita mengingat kembali pada awal masa pacaran, yang begitu indah
dan mengagungkan, sulit untuk dilupakan serta diungkapkan dengan
kata-kata. Sudah terlalu banyak kata-kata cinta yang telah ditaburkan
dan berbagai hadiah menarik telah diberikan diantara pasangan sebagai
tanda bukti cinta. Semua ini hanya dilakukan dengan satu maksud saja
yaitu untuk menyatakan cinta atau sebagai tanda bukti cinta diantara
mereka.
Hal ini pun dapat dilihat atau di perhatikan dalam kehidupan anak-anak kita sekarang, ketika mereka mulai berpacaran. Khususnya melalui
sikap mereka sehari-hari, kadang-kadang ceria, kadang-kadang murung,
catatan-catatan buku harian mereka, sms dalam handphone mereka, cara
menerima telepon dari sang pacar, pada hari ulang tahun mereka, dan
berbagai aktifitas mereka yang lain. Kadang-kadang membuat kita sebagai
orang tua cemburu bahkan tidak disadari kita ikut terlibat didalamnya
serta was-was dalam mengawasi dan menghadapi mereka dan juga ikut
merasakan apa yang mereka rasakan.
Pengalaman-pengalaman dalam hal berpacaran sebagaimana telah diungkapkan diatas, memberi suatu pegangan yang kuat bagi mereka bila sampai pada hari pernikahan nanti, yang diharapkan mereka hanya satu yaitu kebahagiaan yang sejati dalam hidup mereka, mencakup rohani maupun jasmani.
Karena kebahagiaan itu adalah tujuan utama dalam membangun sebuah rumah
tangga atau keluarga, maka seharusnya setiap pribadi sebelum mengambil
keputusan untuk membangun rumah tangga, terlebih dahulu mempersiapkan
diri dengan berbagai hal yang berhubungan dengan pembangunan rumah
tangga.
Dengan kata lain bahwa “pembangunan sebuah rumah tangga yang tidak didasari pada dasar yang kokoh itu
sama seperti membangun rumah di atas pasir ,dan apabila hujan banjir
datang menerpa rumah tersebut, akan roboh dan hancur sebab tidak kokoh
dasarnya. Mat. 7:24-25. Jadi kebahagiaan sesungguhnya, itu tidak dapat dipisahkan dengan rumah tangga, keduanya telah menjadi satu. Rumah tangga tanpa ada kebahagian apalah artinya atau sia-sia adanya.
Kita
telah membaca, mendengar dan melihat sendiri disekitar kita bahwa
banyak diantara rumah tangga atau keluarga yang pada awalnya mereka
memang bahagia , namun akhirnya ada diantara mereka yang hancur dengan
perceraian. Bahkan masih banyak juga diantara mereka yang bertahan oleh
karena berbagai factor yang menahan atau melindungi rumah tangga mereka,
umpamanya; factor agama, keluarga, ekonomi, social, budaya, pendidikan dan sebagainya.
Melalui
masalah-masalah rumah tangga yang ruwet ini lahirlah berbagai ilmu-ilmu
seperti konseling, iklan-iklan di TV, surat kabar , majalaah-majalah
keluarga serta lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang didirikan secara
khusus untuk menangani dan menyelesaikan masalah-masalah rumah tangga
tersebut dengan satu tujuan agar rumah tangga itu tetap langgeng dan dengan diliputi kedamaian dan kebahagian.
Secara
jujur kita dapat bertanya kepada diri sendiri sampai berapa jauh
masalah-masalah rumah tangga yang kita hadapi dapat di atasi, sehingga
kebahagiaan dan kedamaian yang diharapkan itu dapat dinikmati dalam
hidup kita. Kemungkinan ada berbagai konsep yang telah kita pelajari,
namun belum juga membuahkan hasilnya, bahkan sampai usia kita sudah
diatas 50 tahun , yang boleh dikatakan sudah makan asam garam, tetapi
apa hasilnya?.
Mungkin
saja kita terlalu mengharapkan kebahagian yang berlebihan, tanpa kita
ketahui bahwa ada bagian utama dalam manusia atau diri kita yang perlu
kita rawat atau pelihara sebaik-baiknya sebagaimana dikatakan rasul
Paulus dalam 1 Tesalonika 5:23-24, yang berbunyi demikian”
Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga
roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada
kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. Ia yang memanggil kamu adalah
setia, Ia juga akan menggenapinya.”
Melalui ayat diatas, penulis coba untuk mengungkapkan beberapa hal penting yang sangat erat hubungannya dengan AKAR KEBAHAGIAN RUMAH TANGGA KRISTEN. Rasul Paulus dalam doanya menekankan tiga akar utama yang dapat menolong kita untuk memelihara atau merawat suatu kebahagian yaitu; ROH, JIWA dan TUBUH.
Sebab kebahagian hidup sehari-hari sangat dipengaruhi oleh ke 3 akar
utama ini yaitu roh, jiwa dan tubuh, bila diantara ke 3 akar tersebut salah satunya bermasalah, maka ia dapat mempengaruhi yang lainnya.
Sebagai
contoh; bahagian ROH MANUSIA menjadi sempurna, ketika untuk pertama
kalinya ia menerima Yesus Kristus, sebagai Tuhan dan Juruselamat
pribadinya, serta mengundang Roh Kudus masuk kedalam hati dan hidupnya
Ef.1:3 . Sedangkan bahagian TUBUH MANUSIA dapat dipulihkan ketika
didoakan, misalnya ia sembuh dari penyakit jantung atau kanker melalui
kesembuhan ilahi. Namun tubuh kita akan menjadi sempurna pada waktu
kedatangan Yesus Kristus untuk kedua kalinya 1Kort.15:51-52. Tubuh kita
akan diubah sekejap mata, menjadi tubuh kemuliaan, sama seperti tubuh
Yesus pada saat Ia bangkit dari antara orang mati. Dengan pembahasan
diatas memberi pemahaman bahwa ROH dan TUBUH kita dapat bermasalah atau
dapat dilukai jika tidak dipelihara. Sudah barang tentu akan
mempengaruhi kebahagian rumah tangga Kristen.
Lalu bagaimana dengan JIWA kita, ada beberapa ayat Firman Tuhan yang membuktikan kepada kita bahwa “jiwa kita dapat terluka atau sakit”
sebagai berikut; Yes.61:1 ..Ia mengutus aku untuk menyampaikan kabar
baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati …” Pemazmur juga berkata “ Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.” (Maz.34:19)
Dari
kedua ayat tersebut diatas dengan jelas membuktikan kepada kita bahwa
hati atau jiwa seseorang dapat rusak, hancur dan patah, maka itu jiwa
tersebut perlu penyembuhan. Suami atau istri berasal dari latarbelakang
keluarga yang berbeda, mungkin dalam hal suku, agama, pendidikan,
ekonomi, social dan budaya dan lain sebagainya maka sangat mungkin
hal-hal tersebut dapat mempengaruhi kebahagiann seseorang sebelum dan
sesudah memasuki rumah tangga Kristen.
Jika jiwa kita tidak diobati atau dipulihkan maka akan mempengaruhi kehidupan seseorang secara; physically atau tubuh. Sebagai
contoh; Menimbulkan berbagai macam penyakit Amsal. 14:30, misalnya,
seorang mengalami “penyakit darah tinggi” karena sering jengkel atau
penyakit kanker, karena sering memiliki akar kepahitan dan kebencian
yang menyakitkan seseorang. Membuat wajah tidak berseri-seri Amsal
15:13a. Yang didalam hati/jiwa akan muncul keluar. Sedangkan secara
rohani tidak dapat mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati dan tidak dapat
berserah secara total kepada Tuhan 1Yoh.4:20-21. Dan tidak mendapat
pengampunan dari Allah karena tidak mengampuni Mat.6:12, 14-15.
Sedangkan
secara jiwa akan muncul hal-hal ini antara lain; Inferior (rendah
diri), Superior (tinggi hati/merasa unggul), tertutup, Terlalu
berlebihan, Trauma atau ketakutan, Frigid (dingin dengan pasangan),
ucapan pahit, sering marah-marah tanpa alasan, kata-kata kotor, Emosi
labil, Kritik berlebihan, Curiga berlebihan, Hati yang menyimpan dendam,
benci, sakit, tawar, dan pahit hati, Pemberontak (tidak mau diatur,
tidak mau tunduk), suka bertengkar dan berkelahi dan frustasi dan patah
semangat.
Semua
hal diatas akan sangat mempengaruhi kebahagian rumah tangga Kristen,
lalu timbul pertanyaan, apakah yang menjadi penyebabnya dan bagimana
caranya untuk mengalami penyembuhan.