Jumat, 10 Juni 2016

KEBAHAGIAAN RUMAH TANGGA KRISTEN

Dengan jujur coba kita mengingat kembali pada awal masa pacaran, yang begitu indah dan mengagungkan, sulit untuk dilupakan serta diungkapkan dengan kata-kata. Sudah terlalu banyak kata-kata cinta yang telah ditaburkan dan berbagai hadiah menarik telah diberikan diantara pasangan sebagai tanda bukti cinta. Semua ini hanya dilakukan dengan satu maksud saja yaitu untuk menyatakan cinta atau sebagai tanda bukti cinta diantara mereka.
Hal ini pun dapat dilihat atau di perhatikan dalam kehidupan anak-anak kita sekarang, ketika mereka mulai berpacaran. Khususnya melalui sikap mereka sehari-hari, kadang-kadang ceria, kadang-kadang murung, catatan-catatan buku harian mereka, sms dalam handphone mereka, cara menerima telepon dari sang pacar, pada hari ulang tahun mereka, dan berbagai aktifitas mereka yang lain. Kadang-kadang membuat kita sebagai orang tua cemburu bahkan tidak disadari kita ikut terlibat didalamnya serta was-was dalam mengawasi dan menghadapi mereka dan juga ikut merasakan apa yang mereka rasakan.
Pengalaman-pengalaman dalam hal berpacaran sebagaimana telah diungkapkan diatas, memberi suatu pegangan yang kuat bagi mereka bila sampai pada hari pernikahan nanti, yang diharapkan mereka hanya satu yaitu kebahagiaan yang sejati dalam hidup mereka, mencakup rohani maupun jasmani. Karena kebahagiaan itu adalah tujuan utama dalam membangun sebuah rumah tangga atau keluarga, maka seharusnya setiap pribadi sebelum mengambil keputusan untuk membangun rumah tangga, terlebih dahulu mempersiapkan diri dengan berbagai hal yang berhubungan dengan pembangunan rumah tangga.
Dengan kata lain bahwa “pembangunan sebuah rumah tangga yang tidak didasari pada dasar yang kokoh itu sama seperti membangun rumah di atas pasir ,dan apabila hujan banjir datang menerpa rumah tersebut, akan roboh dan hancur sebab tidak kokoh dasarnya. Mat. 7:24-25. Jadi kebahagiaan sesungguhnya, itu tidak dapat dipisahkan dengan rumah tangga, keduanya telah menjadi satu. Rumah tangga tanpa ada kebahagian apalah artinya atau sia-sia adanya.
Kita telah membaca, mendengar dan melihat sendiri disekitar kita bahwa banyak diantara rumah tangga atau keluarga yang pada awalnya mereka memang bahagia , namun akhirnya ada diantara mereka yang hancur dengan perceraian. Bahkan masih banyak juga diantara mereka yang bertahan oleh karena berbagai factor yang menahan atau melindungi rumah tangga mereka, umpamanya; factor agama, keluarga, ekonomi, social, budaya, pendidikan dan sebagainya.
Melalui masalah-masalah rumah tangga yang ruwet ini lahirlah berbagai ilmu-ilmu seperti konseling, iklan-iklan di TV, surat kabar , majalaah-majalah keluarga serta lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang didirikan secara khusus untuk menangani dan menyelesaikan masalah-masalah rumah tangga tersebut dengan satu tujuan agar rumah tangga itu tetap langgeng dan dengan diliputi kedamaian dan kebahagian.
Secara jujur kita dapat bertanya kepada diri sendiri sampai berapa jauh masalah-masalah rumah tangga yang kita hadapi dapat di atasi, sehingga kebahagiaan dan kedamaian yang diharapkan itu dapat dinikmati dalam hidup kita. Kemungkinan ada berbagai konsep yang telah kita pelajari, namun belum juga membuahkan hasilnya, bahkan sampai usia kita sudah diatas 50 tahun , yang boleh dikatakan sudah makan asam garam, tetapi apa hasilnya?.
Mungkin saja kita terlalu mengharapkan kebahagian yang berlebihan, tanpa kita ketahui bahwa ada bagian utama dalam manusia atau diri kita yang perlu kita rawat atau pelihara sebaik-baiknya sebagaimana dikatakan rasul Paulus dalam 1 Tesalonika 5:23-24, yang berbunyi demikian” Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya.”
Melalui ayat diatas, penulis coba untuk mengungkapkan beberapa hal penting yang sangat erat hubungannya dengan AKAR KEBAHAGIAN RUMAH TANGGA KRISTEN. Rasul Paulus dalam doanya menekankan tiga akar utama yang dapat menolong kita untuk memelihara atau merawat suatu kebahagian yaitu; ROH, JIWA dan TUBUH. Sebab kebahagian hidup sehari-hari sangat dipengaruhi oleh ke 3 akar utama ini yaitu roh, jiwa dan tubuh, bila diantara ke 3 akar tersebut salah satunya bermasalah, maka ia dapat mempengaruhi yang lainnya.
Sebagai contoh; bahagian ROH MANUSIA menjadi sempurna, ketika untuk pertama kalinya ia menerima Yesus Kristus, sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya, serta mengundang Roh Kudus masuk kedalam hati dan hidupnya Ef.1:3 . Sedangkan bahagian TUBUH MANUSIA dapat dipulihkan ketika didoakan, misalnya ia sembuh dari penyakit jantung atau kanker melalui kesembuhan ilahi. Namun tubuh kita akan menjadi sempurna pada waktu kedatangan Yesus Kristus untuk kedua kalinya 1Kort.15:51-52. Tubuh kita akan diubah sekejap mata, menjadi tubuh kemuliaan, sama seperti tubuh Yesus pada saat Ia bangkit dari antara orang mati. Dengan pembahasan diatas memberi pemahaman bahwa ROH dan TUBUH kita dapat bermasalah atau dapat dilukai jika tidak dipelihara. Sudah barang tentu akan mempengaruhi kebahagian rumah tangga Kristen.
Lalu bagaimana dengan JIWA kita, ada beberapa ayat Firman Tuhan yang membuktikan kepada kita bahwa “jiwa kita dapat terluka atau sakit” sebagai berikut; Yes.61:1 ..Ia mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati …” Pemazmur juga berkata “ Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.” (Maz.34:19)
Dari kedua ayat tersebut diatas dengan jelas membuktikan kepada kita bahwa hati atau jiwa seseorang dapat rusak, hancur dan patah, maka itu jiwa tersebut perlu penyembuhan. Suami atau istri berasal dari latarbelakang keluarga yang berbeda, mungkin dalam hal suku, agama, pendidikan, ekonomi, social dan budaya dan lain sebagainya maka sangat mungkin hal-hal tersebut dapat mempengaruhi kebahagiann seseorang sebelum dan sesudah memasuki rumah tangga Kristen.
Jika jiwa kita tidak diobati atau dipulihkan maka akan mempengaruhi kehidupan seseorang secara; physically atau tubuh. Sebagai contoh; Menimbulkan berbagai macam penyakit Amsal. 14:30, misalnya, seorang mengalami “penyakit darah tinggi” karena sering jengkel atau penyakit kanker, karena sering memiliki akar kepahitan dan kebencian yang menyakitkan seseorang. Membuat wajah tidak berseri-seri Amsal 15:13a. Yang didalam hati/jiwa akan muncul keluar. Sedangkan secara rohani tidak dapat mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati dan tidak dapat berserah secara total kepada Tuhan 1Yoh.4:20-21. Dan tidak mendapat pengampunan dari Allah karena tidak mengampuni Mat.6:12, 14-15.
Sedangkan secara jiwa akan muncul hal-hal ini antara lain; Inferior (rendah diri), Superior (tinggi hati/merasa unggul), tertutup, Terlalu berlebihan, Trauma atau ketakutan, Frigid (dingin dengan pasangan), ucapan pahit, sering marah-marah tanpa alasan, kata-kata kotor, Emosi labil, Kritik berlebihan, Curiga berlebihan, Hati yang menyimpan dendam, benci, sakit, tawar, dan pahit hati, Pemberontak (tidak mau diatur, tidak mau tunduk), suka bertengkar dan berkelahi dan frustasi dan patah semangat.
Semua hal diatas akan sangat mempengaruhi kebahagian rumah tangga Kristen, lalu timbul pertanyaan, apakah yang menjadi penyebabnya dan bagimana caranya untuk mengalami penyembuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tulis komentar di sini

BANER


Pelita Hidup - Renungan Harian, Bahan Khotbah, Saat Teduh, Kesaksian
Kunjungi
www.PelitaHidup.com
untuk membangun kerohanian anda jangan lupa baca Renungan Hariannya KLIK di sini