Apa
kata Zodiak
Pelbagai
media cetak seperti koran, majalah, dan tabloid, mulai dari terbitan ternama
hingga yang bahkan tidak dikenal, hampir memasukkan ramalan bintang (zodiak)
sebagai rubrik andalan mereka. Isi ramalan bintang yang dimuat di dalam media
cetak, umumnya seperti ini:
Leo
22 Juli-21 Agustus
Hangatnya
Hidup
Ada
yang membuat Anda kembali semangat setelah sempat merasa pesimistis dengan
kejadian yang begitu membekas.
Karir:
Benar-benar dirintis dari bawah, Anda siap menjadi seorang dengan pekerjaan
baru Anda Finansial: Lumayan untuk bisa berlibur pergi ke tempat yang Anda
inginkan bersama keluarga Asmara: Belum tentu pengalaman pahit yang terulang
kembali. Saat ini Anda juga merasa bahagia, apa pun yang dilakukan.
Ya,
ramalan bintang tidak sekadar memprediksi kejadian hidup, tetapi juga kisah
asmara, kondisi keuangan, hingga kesehatan. Bahkan ada juga rubrik zodiak yang
menerawang “nasib” pasangan kita.
Keingintahuan, yang menjadi sifat dasar
manusia, ditenggarai penyebab utama mengapa rubrik ini selalu dinanti-nanti
oleh pembaca. Apa yang terjadi di masa depan, memang selalu menimbulkan sensasi
yang menegangkan. Itulah juga mengapa profesi paranormal—yang disebut-sebut
bisa mengetahui apa yang terjadi di masa depan—meski mengandung unsur mistis
tetap laris manis. Sesuai namanya, ramalan zodiak dibuat berdasarkan pergerakan
bintang. Anehnya, jika kebetulan Anda menyelidiki nasib Anda (melalui ramalan
bintang) dengan membuka paling tidak tiga sumber yang berbeda, pasti Anda akan
menemukan isi ramalan yang berbeda-beda. Apakah ini berarti ada
multi-interprerasi terhadap pergerakan bintang? Atau isi dari ramalan bintang,
tak ubahnya karangan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan dari sudut ilmiah?
Pengalaman
pribadi penulis, saat berkecimpung di industri media cetak, kerap menemukan
kasus di mana pengasuh atau penulis rubrik ramalan bintang adalah seseorang
yang sebetulnya tidak bisa meramal sama sekali. Ia sekadar pandai merangkai
kata, dan pandai mereka-reka apa yang menjadi harapan kebanyakan manusia.
Banyak
juga yang berpendapat, bahwa sebaiknya jangan terlalu serius dalam menyikapi
sebuah ramalan (bintang). Tetapi tidak dengan Tuhan. Dalam kitab Taurat,
berkali-kali Tuhan menyatakan bahwa praktik ramalan atau kegiatan yang dapat
melihat kejadian di masa depan, adalah kekejian di mata Tuhan.
Memang,
tidak bisa dipungkiri orang Kristen juga memiliki keinginan untuk mengetahui
apa yang terjadi di masa depan. Tuhan, dalam kebijakanNya, tentu mempunyai
alasan yang baik mengapa masa depan dibuatNya menjadi rahasia bagi kita. Yang
Ia minta adalah kesediaan untuk mempercayai masa depan di tanganNya, bukan di
dalam segelintir orang yang mengaku bisa mengetahui masa depan dengan mengamati
bintang.
Lagi
pula, ketimbang mempercayai bintang, mengapa tidak mempercayai Dia, yang
menciptakan bintang itu?
Kutukan
terselubung di balik ramalan nasib
Harun
Jusuf, mantan tukang kwamia (ramal nasib), pernah sangat tersohor. Kini, usai
bertobat, dengan blak-blakan ia mengungkapkan bahaya kutukan terselubung di
balik ramaln nasib. Ini karena, setiap ramalan yang keluar dari mulutnya, akan
menjadi kenyataan kecuali kalau si pasien bertobat dan melepaskan kutuk dari
ramalan itu tersebut.
Dengan
demikian, bohong besar kalau ahli ramal dikatakan bisa mengetahui kejadian apa
yang terjadi di masa datang. Yang benar, ahli ramal akan menyusun skenario
kejadian apa saja yang bakal dialami pasien (umumnya kejadian buruk), dan
dengan pertolongan roh jahat, skenario ini akan diwujudkan ke alam nyata.
Menurut
Harun, roh setiap pasien yang dengan sukarela berkonsultasi kepadanya, berada
di dalam cengkeraman roh jahat yang bersemayam di diri Harun saat itum “Roh
pasien harus tunduk pada roh saya, apa pun yang saya perintahkan. Misal, jika
saya meramalkan bahwa orang itu akan bercerai, maka rohnya tunduk 100% dan dia
pasti akan bercerai. Padahal, belum tentu pasien itu akan bercerai. Justru, roh
yang ada di dalam diri saya yang menakdirkan dan merencanakan ini dan itu,”
papar Harun.
Oleh
sebab itu, seorang tukang kwamia yang reputasinya semakin baik, i berarti roh
yang ada di dalam dirinya juga semakin berbahaya. Singkatnya, kutukan yang
dialami pasien berasal dari tukang kwamia. Kutukan ini, secara tak sadar,
dijalankan oleh roh yang ada di dalam diri pasien. Misal, jika ia dikutuk bahwa
tahun depan perusahaannya akan mengalami kebangkrutan—meski ia sudah sangat
berhati-hati dalam menjalankan perusahaannya—tetap saja akan bangkrut karena
rohnya sudah tunduk sepenuhnya kepada roh tukang kwamia.
Seorang
Kristen yang mengunjungi tukang kwamia, juga akan mengalami hal yang sama. Ini
karena orang itu melepaskan diri dari karunia Tuhan, tidak lagi tunduk kepada
Tuhan tetapi tunduk kepada roh jahat. Dikatakan Harun, banyak juga di antara
pasiennya yang beragama Kristen, “Makanya, setiap ada kesempatan, saya selalu
bersaksi di gereja supaya menghentikan kebiasaan itu,” aku Harun.
Meramal
nasib di tukang kwamia, berarti juga harus memberikan imbalan atau tumbal,
yakni nyawa salah seorang anggota keluarga, “Di dunia ini tidak ada yang
gratis, di alam roh juga demikian,” imbuh Harun. Ini sendiri juga dialami
Harun, yang terpaksa kehilangan dua anaknya.
Kutukan
tidak hanya ada dalam praktik ramalan nasib, tetapi juga shio dan horoskop.
Menurut Harun, kepercayaan terhadap lambang shio, memberikan dampak buruk dalam
kehidupan. Sebabnya, shio adalah lambang binatang dan tidak ada binatang yang
berwatak atau bernasib baik. Kelinci misalnya, melambangkan ketidaksetiaan,
naga artinya kesombongan, ular berarti licik, tikus merusak, kerbau
melambangkan kebodohan, dan pelbagai hal lainnya. Jika shio ini dipercayai,
maka hidup juga akan diwarnai sifat dan sikap yang ada pada binatang-binatang
tersebut,
Ini sama dengan horoskop, yang juga mengambil
sifat-sifat binatang. Jika mempercayai shio dan horoskop, berarti menyerahkan
jiwa kepada iblis dengan suka rela. Dan mengubah jiwa manusia menjadi sama
dengan binatang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tulis komentar di sini