Senin, 27 Februari 2012

ZODIAK


Apa kata Zodiak
Pelbagai media cetak seperti koran, majalah, dan tabloid, mulai dari terbitan ternama hingga yang bahkan tidak dikenal, hampir memasukkan ramalan bintang (zodiak) sebagai rubrik andalan mereka. Isi ramalan bintang yang dimuat di dalam media cetak, umumnya seperti ini:
Leo 22 Juli-21 Agustus
Hangatnya Hidup
Ada yang membuat Anda kembali semangat setelah sempat merasa pesimistis dengan kejadian yang begitu membekas.
Karir: Benar-benar dirintis dari bawah, Anda siap menjadi seorang dengan pekerjaan baru Anda Finansial: Lumayan untuk bisa berlibur pergi ke tempat yang Anda inginkan bersama keluarga Asmara: Belum tentu pengalaman pahit yang terulang kembali. Saat ini Anda juga merasa bahagia, apa pun yang dilakukan.
Ya, ramalan bintang tidak sekadar memprediksi kejadian hidup, tetapi juga kisah asmara, kondisi keuangan, hingga kesehatan. Bahkan ada juga rubrik zodiak yang menerawang “nasib” pasangan kita.
Keingintahuan, yang menjadi sifat dasar manusia, ditenggarai penyebab utama mengapa rubrik ini selalu dinanti-nanti oleh pembaca. Apa yang terjadi di masa depan, memang selalu menimbulkan sensasi yang menegangkan. Itulah juga mengapa profesi paranormal—yang disebut-sebut bisa mengetahui apa yang terjadi di masa depan—meski mengandung unsur mistis tetap laris manis. Sesuai namanya, ramalan zodiak dibuat berdasarkan pergerakan bintang. Anehnya, jika kebetulan Anda menyelidiki nasib Anda (melalui ramalan bintang) dengan membuka paling tidak tiga sumber yang berbeda, pasti Anda akan menemukan isi ramalan yang berbeda-beda. Apakah ini berarti ada multi-interprerasi terhadap pergerakan bintang? Atau isi dari ramalan bintang, tak ubahnya karangan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan dari sudut ilmiah?
Pengalaman pribadi penulis, saat berkecimpung di industri media cetak, kerap menemukan kasus di mana pengasuh atau penulis rubrik ramalan bintang adalah seseorang yang sebetulnya tidak bisa meramal sama sekali. Ia sekadar pandai merangkai kata, dan pandai mereka-reka apa yang menjadi harapan kebanyakan manusia.
Banyak juga yang berpendapat, bahwa sebaiknya jangan terlalu serius dalam menyikapi sebuah ramalan (bintang). Tetapi tidak dengan Tuhan. Dalam kitab Taurat, berkali-kali Tuhan menyatakan bahwa praktik ramalan atau kegiatan yang dapat melihat kejadian di masa depan, adalah kekejian di mata Tuhan.
Memang, tidak bisa dipungkiri orang Kristen juga memiliki keinginan untuk mengetahui apa yang terjadi di masa depan. Tuhan, dalam kebijakanNya, tentu mempunyai alasan yang baik mengapa masa depan dibuatNya menjadi rahasia bagi kita. Yang Ia minta adalah kesediaan untuk mempercayai masa depan di tanganNya, bukan di dalam segelintir orang yang mengaku bisa mengetahui masa depan dengan mengamati bintang.
Lagi pula, ketimbang mempercayai bintang, mengapa tidak mempercayai Dia, yang menciptakan bintang itu?
Kutukan terselubung di balik ramalan nasib
Harun Jusuf, mantan tukang kwamia (ramal nasib), pernah sangat tersohor. Kini, usai bertobat, dengan blak-blakan ia mengungkapkan bahaya kutukan terselubung di balik ramaln nasib. Ini karena, setiap ramalan yang keluar dari mulutnya, akan menjadi kenyataan kecuali kalau si pasien bertobat dan melepaskan kutuk dari ramalan itu tersebut.
Dengan demikian, bohong besar kalau ahli ramal dikatakan bisa mengetahui kejadian apa yang terjadi di masa datang. Yang benar, ahli ramal akan menyusun skenario kejadian apa saja yang bakal dialami pasien (umumnya kejadian buruk), dan dengan pertolongan roh jahat, skenario ini akan diwujudkan ke alam nyata.
Menurut Harun, roh setiap pasien yang dengan sukarela berkonsultasi kepadanya, berada di dalam cengkeraman roh jahat yang bersemayam di diri Harun saat itum “Roh pasien harus tunduk pada roh saya, apa pun yang saya perintahkan. Misal, jika saya meramalkan bahwa orang itu akan bercerai, maka rohnya tunduk 100% dan dia pasti akan bercerai. Padahal, belum tentu pasien itu akan bercerai. Justru, roh yang ada di dalam diri saya yang menakdirkan dan merencanakan ini dan itu,” papar Harun.
Oleh sebab itu, seorang tukang kwamia yang reputasinya semakin baik, i berarti roh yang ada di dalam dirinya juga semakin berbahaya. Singkatnya, kutukan yang dialami pasien berasal dari tukang kwamia. Kutukan ini, secara tak sadar, dijalankan oleh roh yang ada di dalam diri pasien. Misal, jika ia dikutuk bahwa tahun depan perusahaannya akan mengalami kebangkrutan—meski ia sudah sangat berhati-hati dalam menjalankan perusahaannya—tetap saja akan bangkrut karena rohnya sudah tunduk sepenuhnya kepada roh tukang kwamia.
Seorang Kristen yang mengunjungi tukang kwamia, juga akan mengalami hal yang sama. Ini karena orang itu melepaskan diri dari karunia Tuhan, tidak lagi tunduk kepada Tuhan tetapi tunduk kepada roh jahat. Dikatakan Harun, banyak juga di antara pasiennya yang beragama Kristen, “Makanya, setiap ada kesempatan, saya selalu bersaksi di gereja supaya menghentikan kebiasaan itu,” aku Harun.
Meramal nasib di tukang kwamia, berarti juga harus memberikan imbalan atau tumbal, yakni nyawa salah seorang anggota keluarga, “Di dunia ini tidak ada yang gratis, di alam roh juga demikian,” imbuh Harun. Ini sendiri juga dialami Harun, yang terpaksa kehilangan dua anaknya.
Kutukan tidak hanya ada dalam praktik ramalan nasib, tetapi juga shio dan horoskop. Menurut Harun, kepercayaan terhadap lambang shio, memberikan dampak buruk dalam kehidupan. Sebabnya, shio adalah lambang binatang dan tidak ada binatang yang berwatak atau bernasib baik. Kelinci misalnya, melambangkan ketidaksetiaan, naga artinya kesombongan, ular berarti licik, tikus merusak, kerbau melambangkan kebodohan, dan pelbagai hal lainnya. Jika shio ini dipercayai, maka hidup juga akan diwarnai sifat dan sikap yang ada pada binatang-binatang tersebut,
Ini sama dengan horoskop, yang juga mengambil sifat-sifat binatang. Jika mempercayai shio dan horoskop, berarti menyerahkan jiwa kepada iblis dengan suka rela. Dan mengubah jiwa manusia menjadi sama dengan binatang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tulis komentar di sini

BANER


Pelita Hidup - Renungan Harian, Bahan Khotbah, Saat Teduh, Kesaksian
Kunjungi
www.PelitaHidup.com
untuk membangun kerohanian anda jangan lupa baca Renungan Hariannya KLIK di sini