Children
of God (COG), yang belakangan dikenal sebagai Family of Love, adalah sebuah
bidat Kristen yang dimulai pada 1968, di Kalifornia, Amerika Serikat. Gerakan
ini muncul di era Jesus Movement atau Gerakan Yesus—yakni sempalan dari
generasi Hippies yang bertobat dan menjadi Kristen—yang berfokus pada
‘keselamatan melalui pengalaman iman kepada Yesus Kristus’.
Pelopor
gerakan COG adalah seorang pendeta bernama David Brant Berg (1914-1994), yang
mencampuradukan ajaran Kristen dengan kebebesan perilaku Hippies seperti seks
bebas dan pemberontakan kepada masyarakat.
Baik
ayah maupun kakek David adalah pendeta Diciple for Christ. Kemudian, ayahnya
pindah ke gereja Christian Missionary Alliance (CMA). David menikah dengan Jane
Miller (1944) lalu mengikuti jejak kakek dan ayahnya dengan menjadi pendeta di
salah salah gereja denominasi CMA (1984). Kemudian, ia hengkang lantaran konsep
pengajarannya yang radikal—berlawanan dengan kebijakan CMA—di mana ia menuntut
setiap pengikutnya untuk menyerahkan diri, meninggalkan semuanya—termasuk
ikatan orangtua—dan hidup dalam komunitas untuk melayani Tuhan.
Tahun
1969, David mulai mendirikan gerakan COG yang menekankan pada gaya hidup
komunitas. Di tahun yang sama, David mulai berpoligami dengan menikahi
sekretarisnya, Maria. Ini karena ia salah menginterpretasikan ajaran Alkitab
yang berbunyi “dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama” (Kisah
Para Rasul 2:44), bukan saja sekadar dalam pengertian harta benda melainkan
juga dalam pengertian tubuh.
Ajaran
ini dikenal sebagai ‘sexual sharing’ di mana para anggota komunitas ini bebas
melakukan hubungan seksual dengan sesama anggota, sekalipun hubungan pernikahan
tetap diakui. Belakangan, David tak hanya menikahi Maria, tetapi juga
wanita-wanita cantik lainnya.
Di
Indonesia, gerakan COG hadir dengan ‘kemasan’ baru bertajuk The Family of Love,
yang pada tahun 1980-an pernah beroperasi di Indonesia sebelum akhirnya
dilarang oleh Departemen Agama RI.
David,
yang kemudian dikenal sebagai ‘Moses David’—dan dijuluki COG sebagai ‘Father
David’ atau ‘Dad’ saja—mengaku sebagai Musa pada akhir zaman yang diutus untuk
mengingatkan umatnya ke jalan yang benar.
Pada
tahun 1969, ia menubuatkan gempa bumi besar akan terjadi di Kalifornia, AS. Ini
menyebabkan banyak anggota COG yang menyebar ke kawasan lain (gempa ini tidak
terjadi).
Selain
menubuatkan akhir zaman, David juga mengaku sebagai nabi Allah di Akhir Zaman,
mempraktekkan hubungan dengan roh orang mati (spiritisme) dengan meminta
pertolongan medium. Dan, menekankan ajaran perlunya seseorang menerima Yesus
sebagai juruselamat, pada akhirnya David meyakini bahwa semua orang akan
diselamatkan tanpa terkecuali.
Strategi
COG untuk memperluas jangkauan pelayanannya dikenal juga sebagai flirty fishing
(1976), yang didasarkan pada ajaran Yesus dalam Matius 4:19: “Yesus berkata
kepada mereka: ‘Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.’”
Dalam
flirty fishing, kaum perempuan COG dianjurkan untuk mendekati calon ‘petobat’
dengan pelbagai cara termasuk daya tarik seks dan hubungan seksual. Praktek ini
terbukti banyak mendatangkan pengikut baru, bahkan pemasukan dana untuk
membiayai misi mereka. Diakui COG, praktek flirty fishing telah berhasil
menjangkau sekitar satu juta orang, dan dua ratus ribu diantaranya terlibat
dalam praktek seksual.
Pada
tahun 1987, karena penyebaran penyakit seksual yang menular di kalangan COG,
praktek hubungan seksual dengan orang luar seperti flirty fishing ditinggalkan,
tetapi sexual sharing tetap dijalankan diantara sesama anggota COG sampai
sekarang.
Ya,
COG dikenal miring karena perilaku seksual mereka yang melanggar norma
umum—selain sexual sharing dan flirty fishing—seperti bahwa seorang remaja yang
sudah mengalami ejakulasi (mimpi basah) dan menstruasi dianggap bebas melakukan
hubungan seksual sebagai karunia ilahi. Ironisnya, COG terang-terangan menolak
perilaku hubungan sesama pria, tetapi ‘merestui’ perilaku lesbianisme.
Pada
tahun 1977, karena nama miring yang melekat dalam diri COG, mereka mempopulerkan
nama baru: ‘The Family’ atau ‘The Family of Love.’ Dalam situs resmi, mereka
mengklaim telah memiliki pengikut yang tersebar di penjuru di dunia yakni lebih
dari 100 negara; memiliki lebih dari 35 ribu sukarelawan, 850 juta literatur
yang sudah diterjemahkan dalam 61 bahasa; memproduksi sekitar 1,4 juta video
dan 8 juta tape yang sudah diterjemahkan ke dalam 20 bahasa dan disebarkan ke
seluruh dunia.
Saat
pendiri COG, David Brant Berg, menemui ajalnya pada tahun 1994, kepemimpinannya
diambil alih oleh isteri mudanya, Maria—yang kemudian menikah dengan anggota
lain.
Sejatinya,
pelbagai informasi miring mengenai COG, diperoleh dari para anggota COG yang
kemudian sadar dan melepaskan diri dari komunitas tersebut—termasuk putri David
dari isteri pertamanya, Jane. Sang putri, Linda Berg (Deborah Davis), kemudian
menulis buku yang membongkar praktek mesum dan otoriter komunitas tersebut.
Pada
waktu itu, banyak orang tua dari anak-anak masuk ke komunitas COG membentuk
gerakan Free Our Children from Children Of God (FREECOG). Mereka menuduh COG
telah menculik dan mencuci-otak anak-anak mereka. Anak-anak yang berhasil
keluar dan disadarkan dari gerakan tersebut, kemudian melancarkan kritikan
pedas terhadap komunitas COG.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tulis komentar di sini