Amsal 8:1-21
Narator
dalam ayat 1-3 memperkenalkan Hikmat yang berseru-seru di tempat yang tinggi,
di tepi jalan, di persimpangan jalan, dan di pintu gerbang. Ini berarti suara
Hikmat dapat didengar oleh orang-orang yang lalu lalang karena ia ada di tempat
tinggi. Banyak orang yang akan mendengar dia karena dia ada dipersimpangan
jalan dan di pintu gerbang kota yang merupakan pusat segala kegiatan. Dari apa
yang dinyatakan, kita dapat melihat bahwa Hikmat yang dimaksud ternyata
merupakan personifikasi.
Hikmat
berseru kepada para anak muda yang tidak berpengalaman (4-5), karena mereka
berada di persimpangan jalan. Hikmat memperkenalkan dirinya sebagai pribadi
yang mengatakan kebenaran, keadilan, yang tidak belat belit, dan yang lurus.
Dia menjauhi kefasikan dan apa yang serong. Seharusnya dirinya diterima lebih
dari perak dan emas pilihan, bahkan permata (10-11).
Hikmat
kemudian berkata bahwa ia tinggal dengan kecerdasan serta memiliki pengetahuan
dan kebijaksanaan (12). Orang yang takut akan Tuhan (yaitu mereka yang
berhikmat, bnd. 1:7) adalah orang yang membenci kejahatan dan tipu muslihat
(13). Pada Hikmat terdapat nasihat dan pertimbangan, pengertian dan kekuatan.
Hikmat juga mempunyai relasi dengan para raja dan penguasa (15-16). Ia tidak
sulit dicari dan orang yang tekun pasti akan mendapatkannya karena ia mengasihi
orang yang mengasihi dia (17). Supaya para anak muda tergerak untuk tekun mencarinya,
Hikmat mengingatkan para pendengarnya bahwa ada upah yang luar biasa bagi
mereka yang memiliki relasi dengannya, yaitu kekayaan dan kehormatan dan
keadilan (18). Hasil dari menjadi bijaksana adalah buah yang lebih berharga
dari emas, karena mereka yang mencari hikmat akan mendapat banyak kekayaan
(21).
Marilah
kita menyadari bahwa begitu pentingnya kita mempunyai relasi dengan Hikmat.
Bahkan kita harus mementingkan hikmat lebih daripada emas dan perak. Hanya
mereka yang memilih Hikmat yang akan berhasil dalam hidup ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tulis komentar di sini