Senin, 07 November 2016

WASIAT KAOS KAKI YANG SOBEK

Alkisah seorang kaya raya sedang sakit parah. Menjelang ajal menjemput, dikumpulkanlah anak-anak tercintanya.

Beliau berwasiat:
Anak-anakku, jika Ibu sudah dipanggil yang Maha Kuasa, ada permintaan ibu kepada kalian:
"Tolong dipakaikan kaos kaki kesayangan ibu walaupun kaos kaki itu sudah robek, ibu ingin memakai barang kesayangan yang penuh kenangan semasa bekerja di kantor, dan ibu  minta kenangan kaos kaki itu dipake bila ibu dikubur nanti."


Singkat cerita, akhirnya sang ibu wafat. Saat mengurus Jenazah dan saat mengkafani, anak-anaknya minta kepada keluarga yang hadir  untuk memakaikan kaos kaki yang robek itu sesuai wasiat ibunya.

Akan tetapi sebagian dari keluarga menolaknya serta berkata: "Maaf secara  logika kalian sudah mengetahui bahwa orang tua kalian adalah terkenal kaya, kenapa saat mayatnya terkujur kaku kalian juga tega mempermalukannya dengan memakaikan kaos kaki yang sudah sobek".

Terjadi perdebatan antara anak-anak yang ingin memakaikan kaos kaki robek dan sebagian keluarga yang melarangnya.

Karena tidak ada titik temu, dipanggilah penasihat sekaligus notaris keluarga tersebut.
Beliau menyampaikan: "Sebelum meninggal ibu menitipkan surat wasiat, ayo kita buka bersama-sama siapa tahu ada petunjuk."
Maka dibukalah surat wasiat almarhum untuk anak-anaknya yang di titipkan kepada notaris tersebut.
Ini bunyinya:
"Anak-anakku, pasti sekarang kalian sedang bingung, karena dilarang memakaikan kaos kaki robek kepada mayat ibu"

"Lihatlah anak-anakku, padahal harta ibu banyak, uang berlimpah, beberapa mobil mewah, tanah dan sawah dimana-mana, rumah mewah banyak, tetapi tidak ada artinya ketika ibu sudah mati."

"Bahkan kaos kaki robek saja tidak boleh dibawa mati."

"Begitu tidak berartinya dunia, sebab segala sesuatu adalah kesia-siaan,dunia hanyalah fana"

"Anak-anakku, inilah yang ingin ibu sampaikan agar kalian tidak tertipu dan terbawa oleh arus dunia  yang sementara."Hargailah hidup dan keselamatan yang telah Tuhan berikan.

Perenungan: Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah menurut pembaharuan budimu sehingga engkau bisa membedakan mana yang baik dan jahat serta yang berkenan kepada Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tulis komentar di sini

BANER


Pelita Hidup - Renungan Harian, Bahan Khotbah, Saat Teduh, Kesaksian
Kunjungi
www.PelitaHidup.com
untuk membangun kerohanian anda jangan lupa baca Renungan Hariannya KLIK di sini