Suatu hari seorang lelaki pemarah menemui Sang Kakek. Dia mendamprat Kakek dengan kata-kata kasar. Sang Kakek mendengarkannya dengan sabar, tenang, dan tidak berkata sepatah pun.
Akhirnya lelaki itu berhenti memaki. Setelah itu, Kakek bertanya kepadanya,”Jika seseorang memberimu sesuatu tapi kamu tidak menerimanya, lalu menjadi milik siapakah pemberian itu ?” “Tentu saja menjadi milik si pemberi.” Jawab orang itu.
”Begitu pula dengan kata-kata kasarmu,” timpal Kakek .”Aku tidak mau menerimanya, jadi itu adalah milikmu. Kamu harus menyimpannya sendiri. Aku mengkhawatirkan kalau nanti kamu harus menanggung akibatnya, karena kata-kata kasar hanya akan membuahkan penderitaan. Sama seperti orang yang ingin memindahkan air laut dan menimbanya menggunakan tangan kosong atau seperti orang yang ingin mengotori langit dengan meludahinya. Ludahnya hanya akan jatuh mengotori wajahnya sendiri.”
Lelaki itu mendengarkan Sang Kakek dan merasa malu. Ia meminta maaf dan kemudian pergi.
Firman Tuhan berkata:"Hendaklah setiap orang cepat untuk mendengar tetapi lambat untuk berkata kata dan juga lambat untuk marah"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tulis komentar di sini