Yakobus 1:1-8
Suatu kali ketika berarung jeram, pemandu di perahu kami berkata,
“Kalau di tempatmu, bolehlah saya kalah pintar, tetapi kalau di sungai
ini, saya lebih tahu dari kamu.” Selanjutnya ia berkata bahwa jika ingin
mengarungi sungai dengan aman, kami semua harus mendengar dan melakukan
perintahnya dengan saksama. Jika tidak, silakan berhadapan dengan
risiko perahu terbalik atau bahkan bocor berbenturan dengan batu yang
banyak ditemui di sungai itu.
Hidup ini juga ibarat mengarungi sungai. Ada kalanya sungai mengalir
tenang sehingga kita bisa mengikuti aliran sungai dengan nyaman. Ada
kalanya riak-riak kecil membuat perahu bergoyang. Tetapi ada waktunya
jeram sangat ganas, bisa mengguncangkan perahu dengan sangat hebat dan
bila tidak hati-hati, perahu yang kita naiki bisa terbalik. Dua hal yang
perlu kita ingat adalah: pertama, “jeram” dunia ini terlalu ganas untuk
dilalui seorang diri. Hanya Allah, sebagai Pencipta segala sesuatu yang
mengetahui dengan persis bagaimana kita harus menjalani hidup ini.
Kedua, kita harus selalu dengar-dengaran serta menaati apa yang Allah
firmankan. Sama seperti peserta arung jeram harus mendengarkan petunjuk
pemandu, Allah juga sudah menyediakan Alkitab dan Roh Kudus untuk
menolong, memberi petunjuk, dan mengarahkan agar hidup kita bisa
dijalani dengan lebih baik. Mengabaikan firman Allah dan pimpinan Roh
Kudus akan sangat berbahaya, karena jeram dunia yang jahat sangat tidak
bersahabat dengan kita.
Ingatlah ini, jeram dunia ini memang ganas dan tidak bersahabat.
Tetapi, jika Allah ada dalam perahu kehidupan kita, dan kita mengikuti
petunjuk yang diberikan-Nya, selain kita bisa menjalani hidup dengan
lebih baik, kita bisa menikmati indahnya kehidupan. Bahkan setiap
guncangan yang menerpa perahu kehidupan justru dapat membuat kita tetap
tertawa bersama dengan Tuhan yang menyertai hidup kita. Jadi, Anda siap
menempuh dan mengarungi jeram kehidupan bersama Sang Pemandu Agung?
Taatilah perintah-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tulis komentar di sini