Bacaan: Yohanes 14:1-14
Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.- Yohanes 14:6
Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.- Yohanes 14:6
Begitu banyak orang membangga-banggakan agamanya. Selalu berkata bahwa agamanyalah
yang paling baik dan paling benar. Dengan sikap yang seperti ini, lahirlah fanatisme
yang berlebihan terhadap agama yang diyakininya. Kalau sudah begini, bisa-bisa
tindakan apapun juga akan dilegalkan demi membela agamanya. Itu sebabnya tak
perlu kaget kalau ada istilah perang suci atau “bom suci”. Dendam,
pembunuhan, bahkan pembantaian hanya demi membela agama yang dianut.
Berbicara tentang hal ini, kita tahu bahwa agama memiliki rapor merah yang
begitu banyak. Sejarah mencatat rapor merah agama, mulai dari para pembunuh
Khawarij pada abad ke-7 sampai dengan “bom suci” di masa sekarang
ini. Di kalangan kristiani juga pernah terjadi hal yang tak kalah mengerikan.
Sekelompok kaum Protestan dibakar hidup-hidup oleh seorang ratu Inggris yang
Katolik pada pertengahan abad ke-16. Demikian juga menurut sebuah gambar terbitan
Antwerp, Belgia, tampak kelompok Protestan yang menamakan dirinya “Huguenots”
memancung korbannya dengan sangat keji.
Ngomong-ngomong soal Yesus, bukankah dalang di balik penyaliban Yesus juga adalah dari kelompok agama?
Ngomong-ngomong soal Yesus, bukankah dalang di balik penyaliban Yesus juga adalah dari kelompok agama?
Itu sebabnya sangat keliru kalau kita memiliki fanatisme yang berlebihan terhadap
agama, termasuk agama Kristen sekalipun! Sekali lagi bahwa agama tidak akan
pernah bisa menyelamatkan kita. Alkitab tidak pernah berkata, apalagi menjamin
bahwa setiap penganut agama Kristen akan masuk sorga. Agama bukan jalan. Yesus
lah jalan! Itu sebabnya iman kita seharusnya kepada Yesus, bukan kepada agama
yang kita anut.
Pemahaman yang seperti ini akan menghindarkan kita dari tindakan-tindakan konyol
hanya dengan dalih untuk membela agama. Agama hanyalah wadah dan bukan intinya.
Apapun alasannya, intinya haruslah tetap Yesus. Itu sebabnya saya tidak pernah
bangga hanya menjadi orang Kristen, tapi saya sangat bangga menjadi pengikut
Kristus. Kalaupun saya melakukan hal-hal rohani, saya tidak melakukan demi agama,
tapi saya melakukannya demi Kristus. Saya tidak melayani agama, saya melayani
Kristus. Saya tidak mau berkorban hanya demi agama, tapi saya akan berani habis-habisan
demi Kristus. Saya tidak mau mati demi agama, tapi saya mau hidup demi Kristus.
Bagaimana dengan Anda?
Dimanakah kita menaruh iman, kepada agama atau kepada Kristus?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tulis komentar di sini